Minggu, 21 Juli 2013

Naskah Drama Kemerdekaan Indonesia



*Tanggal 10 Juli-14 Juli 1945, dibahas Rancangan Undang-Undang Dasar. Setelah selesai di bahas, maka Sidang kedua BPUPKI telah selesai.
*Tanggal 6 Agustus 1945, Sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Korban berjatuhan dimana-mana (berhenti sejenak ada suara bom). Tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan, dan diganti dengan PPKI, dengan alasan tugas BPUPKI telah selesai. Tanggal 9 Agustus 1945, Jepang kembali dijatuhi bom atom oleh sekutu, tepatnya di kota Nagasaki (berhenti sejenak ada suara bom). Hal ini membuat Jepang kewalahan. Setelah peristiwa pengeboman, tiga tokoh Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Di Dalat, Vietnam, Jenderal Terauchi memberikan tiga keputusan, yaitu, disetujuinya pembentukan PPKI, pengangkatan Ir. Soekarno sebagai ketua PPKI dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil PPKI, dan kemerdekaan Indonesia tanggal 24 Agustus
*Tanggal 14 Agustus, Kaisar Hirohito memerintahkan perhentian permusuhan terhadap sekutu, setelah sebelumnya dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Berita genjatan senjata ini disiarkan melalui radio Jepang dari Tokyo. Rupanya, berita ini juga diketahui Sutan Sahrir
Sutan Sahrir   : Hei bung, apa kau tau jika Jepang sudah menyerah kepada sekutu?
Sukarni           : Benarkah itu Sahrir?
Sutan Sahrir   : Tentu saja. Aku mendengarnya dari radio dan dari status Jepang di facebook (menunjukkan status Jepang)
Sukarni           : Pesbuk itu apa? (dengan wajah bingung)”
Sutan Sahrir   : Masa begitu saja tidak tahu. NDESO. Facebook itu dunia maya
Sukarni           : Oh begitu, hehehe (walaupun sebenarnya tidak tahu dunia maya itu apa)
*Wikana yang sedari tadi mendengar percakapan antara Sukarni dan Sutan Sahrir, ikut membicarakan tentang kekalahan Jepang
Wikana           : Hei Sahrir, jika Jepang sudah kalah, apa yang harus kita lakukan?
Sutan Sahrir   : Tentu saja memproklamasikan kemerdekaan (dengan semangat membara). Saya akan menemui bung Hatta untuk menyampaikan berita ini (semangat)
Sukarni           : Semangat ya! Good Luck!
*Dengan semangat membara, Sutan Sahrir menemui Bung Hatta malam itu juga
Sutan Sahrir   : Assalamuaikum
Hatta               : Waalaikumsalam. Ada apa malam-malam begini kesini?
Sutan Sahrir   : Begini, (ehm-ehm dulu dan merapikan baju) saya mendengar bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat terhadap sekutu. Indonesia sedang kosong kekuasaan. Kini, kita yang berkuasa. Kita harus memproklamasikan kemerdekaan
Hatta               : Darimana kau tau tentang kekalahan Jepang?
Sutan Sahrir   : Aku mendengarnya dari salah satu radio dan status di facebook. Kebetulan radio itu tidak disegel. Jadi bagaimana ini?
Hatta               : Baiklah. Saya akan menanyakan ini kepada Gunseikanbu. Jika saya sudah yakin Jepang menyerah terhadap sekutu, baru saya akan mengambil tindakan lebih lanjut
Sutan Sahrir   : Baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Assalamualaikum
Hatta               : Waalaikumsalam
*Mendengar itu, semua pemuda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur no. 13, Jakarta. Rapat dilaksanakan pukul 20.30 waktu Jawa
Chaerul Saleh: Baiklah, tanpa basa-basi saya akan memberitahukan kepada kalian semua, bahwa kita semua akan ditraktir makan oleh sutradara kita...
Semua (kec.Wikana: Yee.. Makan-makan
Wikana           : Lho, salah. Bukan itu.. Yang satunya..
Chareul Saleh: Oiyaya.. Salah. Ehm, begini saya dengar dari Sutan Sahrir, bahwa bung Hatta akan menanyakan berita kekalahan Jepang kepada Gunseikanbu dulu. Bagaimana menurut kalian? (dengan nada dingin)
Jusuf Kunto   : Saya tidak setuju. Mengapa kita tidak langsung memproklamasikan kemerdekaan saja tanpa menunggu Bung Karno dan Bung Hatta? (penuh emosi)
Wikana           : Apa gunanya jika kita proklamasi? Proklamasi bukan apa-apa tanpa dua pemimpin itu!
Sukarni           : Saya setuju dengan Wikana!
*Akhirnya mereka semua adu mulut mempertahankan jawaban masing-masing. Dengan penuh emosi, Chaerul Saleh yang memimpin rapat menggebrak meja
Chaerul Saleh: Hei-hei! Tenang! Jika kita ribut seperti ini, kita tidak akan ditraktir makan sama sutradaranya
Semua            : (diam)
Chaerul Saleh: Eh, salah. Bukan itu.. Aduh, apa ya?
Semua            : (ramai lagi)
Chaerul Saleh: Hei tenang! Tadi sudah tenang, sekarang kok ribut lagi!
Jusuf Kunto   : Lho, tadi katanya tidak jadi.. Ya kita ribut aja lagi
Chaerul Saleh: Iya sih.. Tapi.. (tiba-tiba menggebrak meja) tapi jika kita ribut kita tidak menghasilkan apa-apa di rapat ini. Percuma! Saya harap semua tenang dan duduk kembali
Semua            : (duduk dengan tenang)
Chaerul Saleh: Baiklah, semua sudah tenang. Lalu bagaimana jadinya ini?
Sutan Sahrir   : Saya punya pendapat (mengajungkan tangan)
Chaerul Saleh: Ya. Silahkan (mempersilahkan Sutan Sahrir mengemukakan pendapat) Sutan Sahrir            :Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat sendiri, tak dapat digantungkan pada orang atau negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diharapkan adanya perundingan dengan golongan muda agar diikutsertakan dalam proklamasi
Chaerul Saleh: Saya setuju dengan kau, Sahrir. Kita harus menyampaikan ini kepada Bung Karno malam ini juga
Sukarni           : Siapa yang akan menemui Bung Karno?
Wikana           : Saya saja
Chaerul Saleh: Baiklah. Temui Bung Karno sekarang juga
*Wikana segera pergi menemui Bung Karno di rumahnya, di Jalan Pegangsaan Timur no. 56 pada pukul 22.30 waktu Jawa
Tok..tok..tok..
Wikana           : Permisi... Spada... Assalamualaikum
Fatmawati      : (membukakan pintu) Waalaikumsalam. Ada apa ini? Kenapa malam-malam kesini?
Wikana           : Begini, saya ingin menemui Bung Karno. Apa bisa saya menemuinya?
Fatmawati      : Ah, kebetulan sekali. Dia sedang bersantai di ruang keluarga. Mari masuk (mempersilahkan masuk)
Wikana           : (masuk dan duduk di kursi bambu di ruang tamu)
*Fatmawati menemui Bung Karno yang sedang minum kopi di ruang tengah
Fatmawati      : Maaf, menggangu acara minum kopinya. Itu, di ruang tamu ada yang ingin bertemu
Soekarno       : Siapa?
Fatmawati      : Wikana
Soekarno       : (beranjak dari kursi dan menemui Wikana)
*Di ruang tamu, Wikana menunggu dengan harap cemas
Soekarno       : Ada apa malam-malam begini menemui saya?
Wikana           : Sebaiknya kita segera memproklamasikan kemerdekaan dengan segera
Soekarno       : Apa maksudmu?
Wikana           : Begini, saya mendengar berita kekalahan Jepang dari salah satu radio luar negeri dan facebook. Indonesia sedang dalam kekosongan kekuasaan. Mengapa tak kita manfaatkan waktu ini untuk memproklamasikan kemerdekaan?
Soekarno       : Saya tidak bisa. Saya harus menemui anggaota PPKI yang lainya dan saat saya menemui Marsekal Terauchi di Dalat, dia mengatakan bahwa kita merdeka tanggal 24Agustus
Wikana           : (mulai emosi) jika kita menunggu anggota PPKI yang lain, maka kita harus menunggu lebih lama lagi untuk merdeka. Kita tak tau kapan sekutu mengambli alih Indonesia. Dan soal kemerdekaan tanggal 24 Agustus itu berarti kita merdeka bukan karena jerih payah kita! Tapi, hadiah! Apa kau tak malu dicemooh negara lain bahwa kita merdeka itu hadiah?!
Soekarno       : Apa salahnya kita menunggu sedikit lagi, Wikana?
Wikana           : Ah sudahlah. Jika kau tak mau memproklamasikan kemerdekaan, maka akan terjadi pertumpahan darah! (mengancam)
Soekarno       : (emosi) sudahlah, sebaiknya kamu pergi dari rumah saya!
Wikana           : Baiklah. Permisi!
Soekarno       : (mengela napas dan duduk di kursi dengan lemas)
*Fatmawati yang melihat Bung Karno lemas, segera menghampiri Bung Karno
Fatmawati      : Sudahlah, tak usah dipikirkan. Memang, mereka adalah golongan muda. Anak muda yang penuh emosi. Maklumilah saja (berusaha menenangkan Bung Karno)
Soekarno       : Terima kasih. Tapi, jika sampai terjadi pertumpahan darah, apa yang harus saya lakukan?
Fatmawati      : Sudahlah, semua pasti ada jalan keluarnya
*Wikana pulang dengan perasaan marah dan kesal. Dia memikirkan perkataan Bung Karno dan Bung Hatta. Akhirnya, dia mengadakan rapat lagi. Dan kini, Singgih hadir dalam rapat
Wikana           : Apa maksud perkataan Bung Karno dan Bung Hatta? Mengapa mereka menolak untuk memproklamasikan kemerdekaan? Apa mereka tidak mau merdeka?! (dengan penuh amarah)
Jusuf Kunto   : Sekarang kita harus mengambil tindakan
Singgih           : Ya. Saya punya usul untuk ini
Sutan Sahrir   : Apa itu?
Singgih           : Kita harus menyingkirkan Bung Karno dan Bung Hatta ke luar kota untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang
Jusuf Kunto   : Saya setuju. Tapi kemana kita harus mengungsikan mereka?
Siggih             : Bagaimana kalau ke Rengasdengklok?
Sukarni           : Rengasdengklok itu apa to?
Chaerul Saleh: Itu sebuah daerah di Utara Kabupaten Karawang. Gitu saja tidak tahu. NDESO
Sukarni           : (ber hehehe ria)
Singgih           : Jadi bagaimana ini?
Sutan Sahrir   : Saya setuju denganmu. Mari kita laksanakan rencana ini
*Rencana ini berjalan lancar karena mendapatkan dukungan perlengkapan Tentara PETA dari Cudanco Latief Hendradiningrat. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 waktu Jawa, sekelompok pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok
Tok..tok..tok
Singgih           : Assalamualaikum
Fatmawati      : Waalaikumsalam. Lho, ada apa ini kesini ramai-ramai? (kebingungan)
Jusuf Kunto   : Kami ingin bertemu Bung Karno
Fatmawati      : Oh, masuk dulu
Jusuf Kunto   : Tidak perlu. Kami hanya sebentar
Fatmawati      : Kalau begitu, saya panggilkan bapak dulu
*Tak lama kemudian, keluar seorang pria yang gagah berwibawa
Soekarno       : Ada apa  ini?
Wikana           : Anda harus ikut kami (dengan paksa)
Yang Lain      : (menyeret Bung Karno)
Soekarno       : Hei, apa-apaan ini! Lepaskan saya! (memberontak)
Singgih           : Tidak akan! (sambil menodongkan pistol)
Fatmawati      : Apa yang kalian lakukan? Lepaskan! (berusaha melerai)
Singgih           : Tidak!
*Di tengah-tengah kerusuhan, Bung Hatta datang dengan maksud membicarakan tentang kekalahan Jepang
Hatta               : Assalamualaikum. Lho-lho, ada apa ini? Kenapa ada pistol segala?
Wikana           : Cepat tangkap Bung Hatta juga!
Sukarni           : Sekarang?
Wikana           : Nggak, tahun depan! Ya sekarang lah!
*Sukarni dengan dibantu .. he, sopo jenengmu? (menunjuk Sutan Sahrir)
Sutan Sahrir   : Sutan Sahrir orang paling cakep se-dunia. Masa’ nggak kenal sama orang cakep. Yo opo seh? Narator nggak nggenah
*Hehehe .. Sorry reek. Saya ulangi. Sukarni dengan dibantu Sutan Sahrir orang paling cakep menangkap Hatta
Hatta               : Lepaskan aku! (berusaha meloloskan diri)
Sutan Sahrir   : Tidak akan! Sukarni, tolong ambilkan pistol di sakuku ini!
Sukarni           : Saku mana?
Sutan Sahrir   : Saku celana! Cepat!
Sukarni           : (mencari-cari pistol di saku celana Sutan Sahrir)
Ini (menyerahkan kepada Sutan Sahrir)
Sutan Sahrir   : Ini pisang untuk monyetku. Bagaimana kamu ini?!
Sukarni           : Lho, tadi katanya disuruh ambil pisang. Piye to? (polos)
Sutan Sahrir   : Pisang? Pistol! Dasar TBC
Sukarni           : Yaiyalah TBC, Tambah mBois Cakep (menggaya)
Sutan Sahrir   : Bukan TBC yang itu (gemes). Tapi TBC Telinga Budeg Cese (baca: Telinga Budeg Sese). Sudah, ambilkan pistol
Sukarni           : (mencari-cari) ini
Chaerul Saleh: Cepat bawa Bung Karno dan Bung Hatta!
Soekarno       : Fatmawati, jangan lupa sms aku, nanti kita calling-callingan ya disana. Nanti kamu online juga ya?
Fatmawati      : Iya (pasrah)
Chaerul Saleh: Ayo, cepat bawa
*Tempat yang dituju merupakan kedudukan sebuah cudan (kompi) tentara PETA
**Heh.. kok PETA sih.. Itu kan PETA gambar permukaan bumi. Yang dimaksud PETA Pembela Tanah Air. Gitu saja tidak tahu. NDESO!
*Ya sudah, saya ulang. Tempat yang dituju merupakan kedudukan sebuah cudan (kompi) tentara PETA Rengasdengklok dengan Komandannya Cudanco Subeno. Di sana, Bung Karno dan Bung Hatta bertemu dengan pemilik rumah, Jiaw Siau Kong, tempat dimana mereka diamankan
Soekarno       : (duduk lesu) ah, mengapa bisa seperti ini? Mengapa jadi kacau?
Hatta               : Sudahlah. Setiap masalah pasti ada jalan keluar
Siau                : Ah, Bung Karno dan Bung Hatta, kalian ingin makan dan minum apa? Di rumah saya tersedia berbagai macam makanan dan minuman. Mulai dari makanan barat, sampai lokal. Anda pesan apa?
Soekarno       : Saya minta yang sederhana, yaitu spaghetti dan soft drink saja
Siau                : Gitu bilangnya sederhana. Itu tidak sederhana
Soekarno       : Hehehe
Siau                : (mecatat) anda bung?
Hatta               : Saya juga sama
Siau                : Baiklah, tunggu sebentar ya. Jika anda membutuhkan saya, saya selalu siap sedia. Cukup tepuk tangan tiga kali (memperagakan). Dan saya akan segera datang. (berbalik arah)
Soekarno       : (tepuk tangan tiga kali)
Siau                : Ada apa?
Soekarno       : Eh, Siau. Apa kau punya laptop, modem, dan handphone?
Siau                : Saya punya. Untuk apa?
Soekarno       : Untuk mengabari istri saya. Boleh kan?
Siau                : Boleh. Sebentar saya ambilkan
(tak berapa lama kemudian) ini bung
Soekarno       : Ah, terima kasih.
Hatta, apa kau ingat nomor hp Fatmawati?
Hatta               : Kau ini bagaimana, nomor hp istri sendiri saja tak ingat. 085730448283
Soekarno       : Terima kasih, Hatta
*Sementara itu di Jakarta, para anggota PPKI yang diundang rapat pada tanggal 16 Agustus memenuhi undanganya dan berkumpul di Gedung Pejambon 2. Tetapi, rapat itu tidak dihadiri pengundangnya, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Para hadirin rapat merasa heran, dan satu-satunya jalan untuk mengetahui dimana Sung Karno dan Bung Hatta sekarang melalui Wikana, yang merupakan orang yang bersitegang dengan Bung Karno dan Bung Hatta pada malam sebelumnya. Mr. Ahmad Soebardjo segera menemui Wikana
Soebardjo      : Wikana, katakan dimana Bung Karno dan Bung Hatta sekarang?
Wikana           : Apa maksudmu?
Soebardjo      : Kau tahu? Hari ini harusnya PPKI rapat. Tapi, Bung Karno dan Bung Hatta tidak datang. Saya dengar, kamu adalah orang yang bersitegang dengan dua pemimpin itu. Katakan dimana mereka?
Wikana           : Apa kau menuduhku?!
Soebardjo      : Tidak, tapi ini fakta! Katakan dimana mereka!
Wikana           : Tidak mau (lari)
Soebardjo      : (berusaha mengejar)
dimana mereka?
Wikana           : Tidak akan saya beritahu. Mereka sedang saya amankan di Rengasdengklok. Ups... (keceplosan)
Soebardjo      : Apa katamu? Di Rengasdengklok? Mereka kau apakan?
Wikana           : Saya ingin menghindarkan mereka dari pengaruh Jepang. Jika mereka di Rengasdengklok, maka tidak ada yang bisa mempengaruhi mereka
Soebardjo      : Pengaruh apa?
Wikana           : Mereka tidak mau memproklamasikan kemerdekaan. Mungkin, dengan mereka di Rengasdengklok mereka mau memproklamasikan kemerdekaan
Soebardjo      : Baiklah jika itu maumu. Kembalikan mereka ke Jakarta, proklamasi harus di Jakarta. Jika seandainya besok kita tidak memproklamasikan kemerdekaan, maka, nyawa saya yang akan menjadi taruhannya
Wikana           : Baiklah, saya setuju.
Jusuf Kunto(dengan isyarat)
Jusuf Kunto   : (muncul) ada apa bung?
Wikana           : Tolong antarkan Mr. Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Bung Karno dan Bung Hatta
Jusuf Kunto   : Siap!
*Mr. Ahmad Soebardjo dan Jusuf Kunto berangkat ke Rengasdengklok untuk menjemput dua pimpinan besar. Mereka tiba di Rengasdengklok pukul 18.00 waktu Jawa. Mr. Ahmad Soebardjo berjanji akan memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus sebelum pukul 12.00, maka Bung Karno dan Bung Hatta dibebaskan dan kembali lagi ke Jakarta. Mereka sampai di Jakarta pukul 23.30 waktu Jawa
Soekarno       : Dimana kita akan menyusun naskah proklamasi?
Jusuf Kunto   : Tentu saja dirumah anda
Hatta               : Jangan. Jika kita menyusun naskah proklamasinya di rumah Bung Karno, tentara Jepang pasti akan curiga dan akan ada kerusuhan
Sukarni           : Kalau begitu dimana kita akan menyusun naskah proklamasi?
Soebardjo      : Bagaimana kalau di rumah Laksamana Maeda. Kebetulan dia juga sahabat saya dan dia adalah orang yang mendukung kemerdekaan Indonesia
Soekarno       : Saya setuju. Ayo antarkan kita ke sana
*Mereka menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol no. 1
Tok...tok...tok
Soebardjo      : Spada....
Maeda                        : (membukakan pintu) lho ternyata kamu Soebardjo. Ono opo?
Soebardjo      : Ini, saya mau meminjam rumahmu untuk menyusun naskah proklamasi. Bolehkah?
Maeda                        : Tentu saja. Kowe lan liyane oleh nyilih omahku. Aku yo njamin kowe lan liyane slamet
Sukarni           : (bisik-bisik kepada Bung Karno) Kok aneh ya? Orang Jepang bisa bahasa jawa?
Soekarno       : Lha ya ndak tau aku
Maeda                        : Monggo.. Aku tak turu ndek dhukur kowe ndek ngisor nyusun naskah wae. Yo opo? Setuju ta ora?
Soebardjo      : Oh, setuju. Maaf kalau mengganggu
Maeda                        : Ora opo-opo
Sukarni           : Nyuwun sewu Laksamana Maeda. Anda orang Jepang tapi bisa berbahasa jawa. Bagaimana ceritanya? (bertanya penuh selidik)
Maeda                        : Oh, saya sangat mencintai bahasa jawa
Soebardjo      : Baiklah, mari kita menyusun naskah proklamasi
Maeda                        : Yowis. Aku turu bae
*Laksamana Maeda menuju lantai atas untuk tidur, sementara para pejuang menyusun naskah proklamasi di lantai bawah. Soekarno yang menulis naskah proklamasi, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo yang menyumbangkan pikiran secara lisan. Pukul 04.30 waktu jawa naskah selesai disusun. Selanjutnya, mereka menuju serambi muka untuk menemui yang lain untuk membacakan konsep naskah proklamasi
Soekarno       : Saya sudah membuat konsep naskah proklamasi, saya akan membacakanya. (selesai membacakan konsep naskah) Ah, saya minta kepada anda semua untuk menandatangani naskah ini selaku wakil-wakil Bangsa Indonesia
Sutan Sahrir   : Untuk apa kita semua menandatanganinya?
Hatta               : Selaku wakil bangsa. Ini seperti naskah Declaration of Independence dari Amerika Serikat
Wikana           : Saya menentang terhadap keputusan anda. Anda seperti budak Jepang!
Sukarni           : Ya. Mengapa tak atas nama Bangsa Indonesia saja dan anda berdua selaku pemimpin besar yang menandatanganinya?
Soekarno       : Baiklah jika itu mau kalian. Saya akan merubahnya
(setelah dirubah, meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi)
Sayuti Melik, ayo bangun. Kalau kau tak melek kau tak bisa mengetiknya
Sayuti Melik   : (mengigau) aduh mak. Ini masih subuh, sekolah masih nanti mak. Aku masih mengantuk
Soekarno       : Heh, aku bukan makmu!
Sayuti Melik   : Emak kok suaranya jantan?
Soekarno       : Ayo bangun (menyiram dengan air)
Sayuti Melik   : (bangun dan kaget)Lho, bung Karno. Saya kira emak
Soekarno       : Enak saja! Sudah ketik ini pakai laptop
Sayuti Melik   : Bung, zaman sekarang itu belum ada laptop
Soekarno       : Kamu itu gimana sih. Di adegan status Jepang sama adegan yang saya diamankan di Rengasdengklok saja ada laptop. Masa’ di adegan kita yang super keren ini tidak ada? Kita kan canggih
Sayuti Melik   : Oiyaya. Waah, sutradaranya kok nggak adil (mengenyek). Ya sudah, saya ketikan
(membaca sekilas dan mulai mengetik, ketika sampai kata tempoh) bung, bagaimana kalau kata tempoh ini saya ganti tempo?
Soekarno       : Terserah kamu saja, Lik
Sayuti Melik   : (tak berapa lama kemudian) ini jadi diganti atas nama Bangsa Indonesia? Oya, kata-kata Djakarta, 17-08-05 saya ganti Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05?
Soekarno       : Baiklah. Terserah kamu wae
Sayuti Melik   : Ini sudah selesai. Ayo kita temui yang lain
(menemui yang lain) Saya sudah selesai mengetik. (menyerahkan hasil ketikan kepada Singgih)
Singgih           : (membacakan naskah) “Untuk sayangku di rumah....” Lho, apa ini?
Sayuti Melik   : Oh, salah. Itu surat untuk istri saya. (mencari yang asli) Ini (menyerahkan yang asli)
Chaerul Saleh: Lalu dimana kita akan memproklamasikan kemerdekaan?
Sutan Sahrir   : Di Lapangan IKADA
Soekarno       : Jangan. Jika kita proklamasi di sana, bisa bentrok dengan tentara Jepang
Sutan Sahrir   : Betul juga. Lalu dimana?
Soekarno       : Di rumah saya saja
Yang Lain      : Setuju
Chaerul Saleh: Kita proklamasi pukul 10.30 waktu Jawa saja. Apa anda semua setuju?
Yang Lain      : Tentu saja
Hatta               : Saya akan meminta para pemuda yang bekerja di kantor berita dan pers, terutama B.M. Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan menyebarkanya ke seluruh dunia
Singgih           : Ide yang bagus bung
Soebardjo      : Sudah pukul 05.00, ayo pulang. Kasihan Maeda, kita ribut disini dan mengganggu istirahatnya. Mari pulang ke rumah masing-masing
Maeda, kami sangat berterima kasih atas pinjaman tempatnya dan telah menjamin keamanan kami
Maeda                        : Sami-sami. Aku melu seneng kalau Indonesia merdeka
Soebardjo      : Terima kasih. Kami kembali dulu
Maeda                        : Sami-sami. Ati-ati ing dalan (berjabat tangan dengan Soebardjo)
* Pagi hari itu, rumah Soekarno dipadati oleh sejumlah massa muda yang baris dengan tertib. Segala sesuatunya telah dipersiapkan. Mulai dari keamanan, pengeras suara, penyiapan tiang bendera, sampai bendera merah putih telah dipersiapkan secara matang. Menjelang pukul 10.30 waktu Jawa (jika dalam WIB pukul 10.00), para tokoh berdatangan, seperti Mr. A.A Maramis, Ki Hajar Dewantara, dll. 5 menit sebelum acara, Bung Hatta datang dengan pakaian putih-putih
Hatta               : Saya belum terlambat kan? (dengan ngos-ngosan)
Soekarno       : Belum. Kenapa kamu ngos-ngosan?
Hatta               : Ban sepeda saya kempes. Jadi, saya lari-lari menuju sini
Soekarno       : (hanya tersenyum mendengar jawaban Hatta)
*Pukul 10.30 waktu Jawa, Soekarno membacakan naskah proklamasi (berhenti sejenak dan membacakan naskah proklamasi) setelah sebelumnya ada pidato singkat darinya. Setelah pembacaan naskah proklamasi, secara serentak para hadirin tanpa dikomando menyanyikan lagu “Indonesia Raya” (menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan iringan). Ya, Indonesia memang telah merdeka dan terbebas dari belenggu penjajah...

Justin Bieber's Biography



Justin Bieber’s Biography



Justin Drew Bieber (Justin Bieber) born March 1, 1994 at 12:56am in St Joseph's Hospital. He attended Avon Public School,BedFord Public School,and Downie Central Public School,but ended up dropping out to be home schooled.Justin grew up as an only child and without his birth father Jeremy.His mom,Pattie,Used to help him out on his youtube account,Kidrauhl.But now his manadment is in charge for the channel.He's not a normal singer seeking for money n fame he has a lot of other talents in musical,sportive and others.He taught his self to play the guitar[which was the same size as him),He also taught his self to play the trumpet, keyboard/piano.He started drumming at age 2 but didn't really learn till he was 4.
Justin Bieber was raised by a single mom in the small town of Stratford. Bieber, whose debut album, My World, hit stores in November 2009, is a true overnight success, having gone from an unknown, untrained singer whose mother posted YouTube clips of her boy performing, to a budding superstar with a big-time record deal, all in just two years.Bieber always had an interest in music. His mother gave him a drum kit for his second birthday and, as he tells it, he was "basically banging on everything I could get my hands on."
But it was an obscure talent contest in his hometown, in which the 12-year-old Bieber finished second that put him on the road to superstardom. As a way to share his singing with family, Justin and his mom began posting clips of Bieber performing covers of Stevie Wonder, Michael Jackson, and Ne-Yo on YouTube.
Within months, Justin was an Internet sensation, with a large following of fans, and an eager manager arranging for the teenager to fly to Atlanta to consider a record deal. There, Bieber had a chance meeting with Usher, who eventually signed the young singer to a contract.
Bieber's first single, "One Time," went certified platinum in his native Canada shortly after its release in May 2009. His album My World matched that success, selling more than 137,000 copies within a week of hitting stores. Bieber broke into the Billboard Top 10 in early 2010 with "Baby," which also featured Ludcris. Bieber soon released My World 2.0 (2010), which offered his growing fan base ten new songs.On November 1, 2011, Bieber released Under the Mistletoe, his second studio album. It debuted at #1 on the Billboard 200, selling 210,000 copies in its first week of release.
In 2011, Bieber took to the big screen in the concert documentary Never Say Never. His fans crowded movie theaters to catch him in action on stage and get a glimpse of his life behind the scenes. The movie, which eventually earned more than $73 million at the box office, also had guest appearances by Kanye West, Miley Cyrus and Bieber's musical mentor Usher. That same year, Bieber released an album featuring his own take on such holiday classics as "All I Want For Christmas Is," his duet with Mariah Carey.
Bieber had his biggest hit single to date in April 2012 with "Boyfriend." The song appears on his latest album Believe released in June.
Personal life
Beliefs, interests, and charity work
Bieber is a Christian, and said he has a relationship with Jesus, talks to him and that "he's the reason I'm here".
Bieber's made comments in a February 2011 profile in Rolling Stone. Asked about abstinence, Bieber responded, "I don't think you should have sex with anyone unless you love them." He said he does not "believe in abortion" and that it is "like killing a baby". He described sexual orientation as "everyone's own decision". Bieber has contributed to the It Gets Better Project, which aims to prevent suicide among LGBT youth.
Bieber has said he is not interested in obtaining United States citizenship and has criticized America's health care system. Praising Canada as being "the best country in the world", he cited its health care system as a model example.
In May 2012, Bieber purchased a 10,000-square-foot (930 m2) mansion on 1.3 acres (0.53 ha) of land in the community of Calabasas, California, a suburb of Los Angeles.
Bieber's philanthropic activities have included visiting children's hospitals. In June 2012, the "Music Makes It Better" campaign was released, featuring PSAs by Bieber, Victoria Justice, and The Band Perry. The campaign aims to bring music, arts, and other programs to children while they're in the hospital.
Relationships
On February 27, 2011, Bieber attended the 2011 Vanity Fair Oscar Party with American actress and singer Selena Gomez, confirming several months of media speculation about a romantic relationship between the pair. In early November 2012, it was reported that Bieber and Gomez had ended their relationship after approximately two years of dating. The couple reconciled later that month. However, in January 2013, it was reported that they had broken up again.

Twitter
As of January 2013, Bieber's Twitter account (@justinbieber) is the most popular celebrity account with just over 35 million followers. His account acquires one new follower every other second. His popularity on Twitter at one point accounted for three percent of all Twitter related traffic, with a Twitter employee commenting that "racks of servers are dedicated" to Bieber. This resulted in over 180 million page views for the service each month. Bieber was frequently a trending topic on Twitter when the feature first launchedbecause his fans frequently discussed him on the network, and he was named the top trending star on Twitter in 2010; Klout gave his account a score of 100.
The size of Bieber's and Gaga's follower bases are cited as a reason why marketers should pay attention to Twitter, due to their ability to reach millions of people with a single tweet. 8.3% of tweets mentioning "bieber" were semi-automated and probably Twitter related spam. Research done about Twitter and the 2011 Egyptian revolution includes Bieber as he made tweets about the topic at a time when he had roughly 8 million followers. His multiple tweets resulted in 32,000 responses each, which made Bieber's Twitter account one of the single largest nodes for discussion about the uprising on Twitter.
These are his favorites:
His Height       : 5' 6" (1.68 m)
Food                : spaghetti, cherry cheese cake
Drink
               : vitamin water
Type of girl
     : girls with a nice smile, nice eyes and a great personality
Movie
              : Rocky
Artists
             : Michael Jackson, Usher, Stevie Wonder
Television
series: Smallville
Subjects
           : algebra and English
Basketball team: Cleveland Cavaliers
Hockey team
   : Maple Leafs
Videogame
      : Mario Kart
Colour
             : baby blue and purple
Cereal
              : Captain Crunch
Holiday
           : Christmas
Websites
          : Twitter and Facebook
Vacation spot
  : the Bahamas




Name : Ririn Saras Wati
Class : 8E/ 30


            Justin Drew Bieber (Justin Bieber) born March 1, 1994 at 12:56am in St Joseph's Hospital. He attended Avon Public School,BedFord Public School,and Downie Central Public School,but ended up dropping out to be home schooled.Justin grew up as an only child and without his birth father Jeremy.His mom,Pattie,Used to help him out on his youtube account,Kidrauhl. He taught his self to play the guitar, trumpet, keyboard/piano, and drum.
            Bieber's first single, "One Time," went certified platinum in his native Canada shortly after its release in May 2009. His album My World matched that success, Bieber broke into the Billboard Top 10 in early 2010 with "Baby," which also featured Ludcris. Bieber soon released My World 2.0 (2010), November 1, 2011, Bieber released Under the Mistletoe, and his latest album Believe realeased in June 2012.
            In 2011, Bieber took to the big screen in the concert documentary Never Say Never. His fans crowded movie theaters to catch him in action on stage and get a glimpse of his life behind the scenes.
            On Februari 27, 2011 Bieber has romantic relationship with American actress and singer Selena Gomez. In early November 2012, it was reported that Bieber and Gomez haf ended their relationship. However, in Januari 2013, it was reported that they had broken up again.